Asal-usul Hajar Aswad Jatuh dari Surga, Begini Fakta Ilmiahnya

14 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Hajar Aswad merupakan salah satu peninggalan paling sakral dalam sejarah Islam yang diyakini telah ada sejak masa Nabi Ibrahim. Batu hitam yang terletak di sudut Ka'bah ini dalam tradisi Islam diceritakan berasal dari surga dan menjadi bagian penting dalam rangkaian ibadah haji dan umrah.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, para ilmuwan pun berupaya menelusuri asal-usul Hajar Aswad melalui pendekatan sains. Sejumlah penelitian mencoba mengkaji karakteristik fisik dan komposisi batu tersebut untuk menjawab pertanyaan mengenai dari mana asalnya.

Salah satu pandangan yang cukup banyak dibahas menyebutkan bahwa Hajar Aswad kemungkinan tergolong sebagai batu meteor atau meteorit. Dugaan ini muncul dari narasi yang menyebut batu tersebut "turun dari langit", yang dalam perspektif ilmiah kerap dikaitkan dengan benda langit yang jatuh ke Bumi.

Selain itu, sejumlah catatan sejarah juga mengungkap adanya jejak meteorit di sekitar wilayah Makkah, khususnya di sekitar Ka'bah, lokasi tempat Hajar Aswad berada. Temuan-temuan ini kemudian menjadi dasar bagi para peneliti untuk mengaitkan Hajar Aswad dengan fenomena tumbukan meteor di masa lampau.

Salah satu kajian yang kerap dirujuk berasal dari E. Thomsen dalam studi berjudul New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka'ba yang terbit pada 1980. Dalam studi tersebut, Thomsen mengutip temuan peneliti bernama Philby yang pada 1932 menemukan kawah tumbukan meteor di wilayah Al-Hadidah, yang kemudian dikenal dengan nama Kawah Wabar.

Kawah tersebut dilaporkan memiliki diameter lebih dari 100 meter. Di sekitarnya, para peneliti menemukan sejumlah pecahan batuan yang tersebar di gurun. Pecahan itu terbentuk dari lelehan pasir dan silika yang bercampur dengan nikel.

Menurut Thomsen, campuran material tersebut akan menghasilkan lapisan bagian dalam berwarna putih, sementara bagian luarnya diselimuti cangkang hitam. Warna hitam itu diyakini berasal dari kandungan nikel yang terbentuk akibat ledakan unsur nikel dan ferum (besi) di luar angkasa.

Ia juga menyebut karakteristik pecahan batu dari Kawah Wabar memiliki kemiripan dengan deskripsi Hajar Aswad. Warna putih yang sempat terlihat pada Hajar Aswad diduga berasal dari bagian inti campuran kimia tersebut yang terpapar ke permukaan.

Seiring waktu, lapisan putih itu dinilai tidak bertahan lama dan tertutup oleh lapisan hitam di bagian luarnya. Akibat proses alam tersebut, yang tersisa pada akhirnya adalah batu dengan dominasi warna hitam.

Dalam tradisi Islam sendiri, Hajar Aswad digambarkan awalnya berwarna putih dan kemudian menghitam karena menyerap dosa manusia. Sementara bintik-bintik putih yang masih tampak hingga kini diyakini sebagai sisa kaca dan batu pasir.

"Batu meteor itu kemungkinan batu yang sama dengan Hajar Aswad," tulis Thomsen.

Penelitian lain juga mencoba menaksir usia batu tersebut. Hasilnya menyebutkan usia Hajar Aswad sejalan dengan rentang pengamatan masyarakat Arab kuno dan diduga dibawa ke Makkah melalui jalur Oman.

Meski demikian, teori yang menyebut Hajar Aswad sebagai batu meteor tidak lepas dari kritik. Sejumlah ilmuwan menilai batu meteor umumnya tidak mengapung, tidak mudah pecah menjadi bagian kecil, serta memiliki ketahanan berbeda terhadap proses erosi. Hal-hal inilah yang masih menyisakan perdebatan ilmiah mengenai asal-usul batu suci tersebut.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |