3 hours ago
2
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) disebut masih memiliki ruang pemangkasan suku bunga sekali hingga dua kali sepanjang tahun ini. Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan pemotongan suku bunga acuan BI alias BI Rate dapat dilakukan paling cepat pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini.
"Kita memang melihat akan adanya ruang kemudian BI rate dipangkas. Sekali lagi, dari angka 5,75% ke angka 5,5%. Market sendiri konsensusnya ada di 5,25%. Jadi kita melihat, mungkin paling cepat ya, kalau memang rupiahnya relatif stabil, ada ruang kemudian pemangkasan sekubu ngacuan 25 basis di RDG di bulan ini. Jadi 25 basis dari 5,75% ke 5,5%." ujar Andry saat Economic Outlook Q2 2025 dari Bank Mandiri & Mandiri Sekuritas secara virtual, Senin (19/5/2025).
Menurutnya, momentum pemotongan BI rate tepat dilakukan segera. Sebab, Andry mengatakan itu dapat mendorong atau menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selanjutnya, pemangkasan suku bunga dapat dilakukan karena tekanan terhadap nilai tukar rupiah tidak setinggi di kuartal I-2025. Alasan ketiga, Andry mengatakan rentang BI rate dengan suku bunga bank sentral negara-negara lain juga masih kompetitif.
Di sisi lain, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan bakal mengalami penurunan lebih dalam pada periode kedua kepresidenan Donald Trump. Maka demikian, Andry menilai bank sentral AS Federal Reserve memiliki ruang hingga dua kali untuk memangkas suku bunga acuannya alias Fed Fund Rate (FFR) di semester II-2025.
"Kalau kami melihat memang adanya kemungkinan 50 basis untuk Fed Fund Rate dicut di tahun ini, dari 4,5% terus kemudian ke 4%. Jadi kalau kita lihat di sini, terjadinya masih di second half," pungkasnya.
Terlebih, data-data terakhir AS menunjukkan masih ada ada kekhawatiran bahwa inflasi akan meningkat, yang dipicu oleh perang tarif Trump.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
