Jakarta, CNBC Indonesia - Telur sering jadi kambing hitam saat muncul masalah kulit. Begitu ada benjolan merah atau nyeri, tak sedikit orang langsung menyalahkan telur yang dimakan beberapa hari sebelumnya, padahal anggapan ini belum tentu benar dan justru bisa menyesatkan.
Faktanya, telur merupakan salah satu sumber protein hewani paling terjangkau dan bergizi. Telur mengandung protein berkualitas tinggi, serta vitamin dan mineral penting seperti selenium dan kolin yang dibutuhkan tubuh untuk berbagai fungsi vital.
Lalu, jika bukan bisulan, apa sebenarnya efek kebanyakan makan telur terhadap tubuh? Banyak orang percaya konsumsi telur berlebihan bisa memicu bisul. Tapi hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan telur sebagai penyebab langsung munculnya bisul di kulit.
Melansir Siloam Hospitals pada Minggu (14/12/2025), bisul atau furunkel adalah peradangan pada folikel rambut yang ditandai benjolan merah berisi nanah dan terasa nyeri. Penyebab utamanya bukan makanan, melainkan infeksi bakteri.
Foto: Pantauan harga daging ayam dan telur ayam di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Pantauan harga daging ayam dan telur ayam di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Bisul umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang menginfeksi folikel rambut. Bakteri ini sebenarnya sering hidup di permukaan kulit dan di dalam hidung tanpa menimbulkan masalah.
Namun, bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, seperti goresan atau gigitan serangga, lalu memicu infeksi. Artinya, kemunculan bisul lebih berkaitan dengan kebersihan kulit, kondisi luka, dan daya tahan tubuh, bukan karena konsumsi telur dalam jumlah banyak.
Meski demikian, sebagian individu memang bisa mengalami alergi telur, terutama anak-anak. Alergi telur sendiri merupakan kondisi yang terjadi karena sistem imun tubuh menganggap protein yang terkandung di dalam telur sebagai zat berbahaya.
Akibatnya, sistem imun tubuh melepaskan histamin sebagai bentuk perlindungan tubuh dari zat berbahaya tersebut sehingga memicu munculnya gejala-gejala yang merupakan reaksi alergi, seperti ruam merah hingga gatal-gatal pada kulit.
Saat muncul reaksi alergi tersebut, penderita alergi telur mungkin akan sering menggaruk kulitnya. Jika digaruk secara berlebihan, hal tersebut dapat menimbulkan luka pada kulit yang menjadi pintu masuk bagi bakteri dan memicu terjadinya infeksi. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko munculnya bisul pada kulit.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]

8 hours ago
4

















































