Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia bisa menghemat Rp300 triliun dari digitalisasi bantuan sosial (bansos). Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan dalam diskusi Policy and Research Dialogue oleh LPEM UI bertajuk Sustainable Growth in Indonesia pada Senin (15/12/2025).
Seperti diketahui, Indonesia tengah mengembangkan digitalisasi bansos. Uji cobanya telah dilaksanakan pada September hingga Oktober 2025 di Banyuwangi, Jawa Timur.
Uji coba ini melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Sosial, Kementerian PANRB, Bapanas, Bank Indonesia (BI).
"Dan dari Bapanas, lakukan beberapa analisis, kita dapat menghemat sekitar Rp 300 triliun rupiah setiap tahun dari program ini," kata Luhut.
"Jadi Anda bisa membayangkan dampaknya terhadap perekonomian kita," sambungnya.
Luhut pun berharap bansos digital ini akan beroperasi secara nasional pada Oktober 2026. Program ini juga dikatakan Luhut dapat menekan angka korupsi.
"Jadi jika kita mampu mengelola teknologi pemerintah ini, pada tahun depan, target nasional kita, peluncuran tingkat nasional kita sekitar Oktober tahun depan. Jadi mungkin dua, tiga tahun setelah itu, Indonesia akan sangat, sangat transparan. Dan jauh lebih sedikit korupsi."
Luhut juga dengan bangga memuji bansos digital yang diciptakan oleh para jenius teknologi Indonesia.
"Ini dikelola oleh AI. AI yang dirancang oleh orang-orang Indonesia. Dan bertanggung jawab langsung atas program ini. Karena kita adalah otaknya. Kita memiliki begitu banyak orang cerdas di negara ini," imbuhnya.
Luhut mengatakan bansos yang terdigitalisasi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemudian juga membawa kesetaraan, juga membawa transparansi dan mengurangi korupsi.
"Karena kita bisa melakukan pengenalan wajah dengan teknologi saat ini," ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1
















































