Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
16 December 2025 08:20
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepemilikan aset Surat Berharga Negara (SBN) oleh investor asing tengah mencatatkan penurunan hingga menyentuh level terendahnya dalam 18 tahun.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 11 Desember 2025 menunujkan porsi kepemilikan asing di SBN tercatat sebesar 13,32% atau menjadi level terendah sejak Januari 2007.
Sebagai catatan, pada Januari 2007, kepemilikan asing di SBN tercatat sebesar 12,94% atau tengah berada di fase awal meningkatnya keterlibatan investor asing di pasar obligasi Tanah Air.
Dengan demikian, posisi porsi asing saat ini menandai kembalinya struktur kepemilikan SBN yang sangat dekat dengan titik awal era keterbukaan pasar, ketika itu SBN mayoritas dimiliki oleh investor domestik atau lokal.
Meski secara nominal kepemilikan investor asing di SBN masih terlihat besar, trennya menunjukkan arah pelemahan yang konsisten dan sejalan dengan penurunan porsi kepemilikan.
Hingga 11 Desember 2025, total nilai kepemilikan investor asing di SBN tercatat sebesar Rp873,15 triliun. Angka tersebut telah turun sekitar 18,9% dibandingkan dengan level tertingginya pada Januari 2020 yang mencapai Rp1.077,06 triliun.
Jika ditarik lebih panjang, perjalanan kepemilikan asing menunjukkan perubahan arah yang cukup jelas. Pada Januari 2007, kepemilikan asing di SBN baru berada di kisaran Rp54,83 triliun, mencerminkan skala pasar obligasi yang masih terbatas.
Nilai tersebut kemudian meningkat pesat seiring pendalaman pasar keuangan domestik dan derasnya aliran modal global, hingga mencapai puncaknya pada awal 2020. Namun sejak pandemi Covid-19 dan perubahan drastis arah kebijakan moneter global, tren tersebut pun berbalik.
Sepanjang 2023 hingga 2025, kepemilikan asing memang sempat berfluktuasi di kisaran Rp800-900 triliun, tetapi secara keseluruhan tetap berada di bawah puncaknya yang mengindikasikan berkurangnya eksposur investor asing secara bertahap.
Pelemahan peran investor asing ini juga tercermin di sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pada minggu kedua Desember 2025, investor asing kembali mencatatkan arus keluar bersih di pasar SBN. Secara kumulatif sepanjang tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 11 Desember 2025, investor asing tercatat melakukan jual bersih atau net sell di pasar SBN sebesar Rp3,49 triliun.
Meski nilainya relatif terbatas, arus keluar ini mengonfirmasi bahwa tekanan terhadap kepemilikan asing masih berlanjut menjelang akhir tahun.
Namun demikian, pemerintah menilai tekanan tersebut lebih dipengaruhi oleh dinamika global ketimbang faktor domestik.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, sempat menjelaskan pada konferensi pers APBN November lalu, bahwa investor global saat ini cenderung memburu surat utang pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury, serta memilih memegang aset likuid dalam bentuk dolar AS.
"Dan sebenarnya ini tidak hanya fenomena Indonesia, yang lebih memengaruhi dinamika global, baik terkait dengan US Treasury maupun dolar," ujar Suminto saat konferensi pers APBN, dikutip Jumat (21/11/2025).
Dari sisi fundamental domestik, Suminto menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tidak menjadi penyebab investor asing melepas SBN.
Hal ini tercermin dari pergerakan imbal hasil SBN yang justru terus menurun dan berada di level rendah. Hingga 14 November 2025, yield SBN tercatat di kisaran 6,11%. Secara year to date, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tercatat turun hingga 85,6%, menjadi salah satu penurunan terdalam di antara negara dengan kekuatan ekonomi sebanding.
Penurunan yield Indonesia hanya berada di bawah Singapura yang mencatat penurunan 100%, Filipina 106,4%, Meksiko minus 149,4%, dan Afrika Selatan yang mencatat penurunan terdalam sebesar 167,6%.
Dengan kondisi tersebut, pemerintah meyakini tekanan aliran modal asing bersifat sementara. Suminto menegaskan bahwa arus keluar yang terjadi lebih mencerminkan proses penyesuaian portofolio investor global, bukan penurunan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia.
"Sehingga kita membaca marginal outflow ini sebenarnya lebih kepada investor global yang melakukan rebalancing portofolio mereka, dan kita meyakini itu sifatnya temporary, tidak terkait dengan confidence mereka terhadap kinerja dan prospek perekonomian Indonesia," tegasnya.
Dengan porsi kepemilikan asing yang kini berada di level 13,32%, struktur pasar SBN Indonesia memasuki masa yang sangat berbeda dibanding periode dua dekade lalu ketika kepemilikan asing sempat menunjukkan tren peningkatan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)

7 hours ago
5

















































