Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti perang tarif yang diusung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pihaknya telah melakukan stress test pada 10 perusahaan yang terdeteksi terdampak tarif respirokal AS tersebut.
"Untuk concern kepada kami dengan situasi perdagangan kita dengan adanya tarif (AS), untuk test stress kita sudah jalankan dari 10 perusahaan yang kita deteksi," ucapnya saat Rapat Kerja dengan Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Menurutnya, hingga saat ini belum ada dampak yang signifikan pada perusahaan-perusahaan pelat merah seperti Himbara, Telkom, MIND ID, hingga Pertamina.
"Semua dalam kondisi hasil test stressnya baik. Apalagi kalau kita lihat tarif ini kan belum berlaku, tapi kalau sampai pun berlaku dari hasil test stres kita impact-nya tidak sedalam yang pernah kita takutkan," ungkapnya.
Erick mengungkapkan, untuk membahas mengenai stress test ini, dia meminta rapat dilaksanakan tertutup karena data yang diungkapkan sensitif.
"Kalau test stress karena ini data internal, kita bisa berikan secara tertutup kepada pimpinan untuk nanti bisa dibicarakan karena ini data yg tertutup, mohon maaf bukan kita tidak membuka datanya," ucapnya.
Meskipun demikian, Erick menambahkan, meskipun mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyentuh level 20.000, perusahaan BUMN masih berfundamental kuat.
"Insya Allah sampai fluktuasi dolar 20 ribu kita Insya Allah masih kuat. Kita nggak mau 20 ribu, cuma kalau sampai.. dengan kinerja yang terjadi hari ini revenue, balance thread, profitabilitas semua kita lihat masih ya tentu yang sehat 16.000, yang 20.000 yang sesek napas. Cuma kondisi test stress terakhir kalau sampai 20.000 kita dalam keadaan yang masih baik," pungkasnya.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perkuat Ekonomi Kerakyatan & Kontribusi Untuk Negeri
Next Article Erick Minta Garuda Cs Bikin Road Map 6 Bulan,Termasuk Rencana Merger