Kasus Pencurian di RI Melonjak, Provinsi Ini Paling 'Bahaya Maling'

6 hours ago 11

Emanuella Bungasmara Ega Tirta,  CNBC Indonesia

14 December 2025 12:00

Jakarta, CNBC Indonesia- Gelombang kejahatan pencurian di Indonesia menunjukkan tren yang kian mengkhawatirkan. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Kriminal 2024/2025 memperlihatkan bahwa semakin banyak desa dan kelurahan yang bersentuhan langsung dengan tindak pencurian.

Fenomena ini menegaskan bahwa kejahatan properti tidak lagi terkonsentrasi di kota besar, tetapi merembes hingga ke wilayah akar rumput.

Berdasarkan Lampiran 18 dan pembahasan Bab 2.14 Gambaran Kejadian Kejahatan secara Kewilayahan dari BPS, jumlah desa/kelurahan yang pernah mengalami pencurian meningkat dari 22.285 desa pada 2021 menjadi 25.216 desa pada 2024. Secara persentase, cakupan wilayah terdampak naik dari 26,50% menjadi 29,92% secara nasional.

Dari sisi kewilayahan, Jawa Barat muncul sebagai provinsi dengan jumlah desa/kelurahan terdampak pencurian terbesar pada 2024, mencapai 3.225 desa/kelurahan. Angka ini menempatkan Jawa Barat sebagai wilayah paling rawan secara absolut, seiring luas wilayah dan besarnya populasi permukiman.

Di belakangnya, Jawa Timur (2.519) dan Jawa Tengah (2.420) juga mencatat angka tinggi. Namun menariknya, lonjakan pencurian tidak hanya terjadi di Pulau Jawa. Sumatera Utara (2.054) dan Sulawesi Selatan (835) menunjukkan bahwa risiko pencurian juga kuat di luar pusat ekonomi nasional.

Jika dilihat dari sisi persentase wilayah terdampak, gambarnya menjadi lebih tajam. DKI Jakarta mencatat 86,14% desa/kelurahan pernah mengalami pencurian pada 2024, tertinggi secara nasional. Ini berarti hampir seluruh wilayah administratif Jakarta bersentuhan dengan kasus pencurian.

Selain DKI Jakarta, DI Yogyakarta (56,85%), Jawa Barat (54,14%), dan Lampung (50,73%) juga masuk kategori sangat rawan. Tingginya persentase ini mengindikasikan bahwa pencurian telah menjadi fenomena struktural di wilayah dengan mobilitas penduduk tinggi dan kepadatan aktivitas ekonomi.

Sebaliknya, provinsi seperti Papua Barat (7,53%) dan Papua Barat Daya (7,86%) mencatat persentase relatif rendah. Namun rendahnya angka ini tidak serta-merta mencerminkan kondisi aman, melainkan juga bisa dipengaruhi oleh faktor pelaporan, akses wilayah, serta karakteristik sosial setempat.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |