Labubu Klaim Kebal Tarif Impor Donald Trump, Emang Bisa?

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Labubu diganderungi mulai dari gen Z hingga mereka yang berusia lebih tua. Namun kini boneka monster itu harus menghadapi tarif impor Amerika Serikat (AS) hingga perang dagang dengan China.

Fenomena Labubu yang cepat meroket membantu bisnis toko penjualannya, Pop Mart. Pendapatannya pada 2024 mencapai 13,04 miliar yuan (Rp 29,8 triliun), 3 miliar yuan (Rp 6,8 triliun) berasal dari penjualan Labubu sendiri.

Penjualan luar biasa itu bukan hanya terjadi di China, namun juga banyak negara lain termasuk Amerika Serikat (AS). Antrean panjang terlihat di toko-toko offline Pop Mart di banyak negara.

Pendapatan di luar China tercatat 5,07 miliar yuan (Rp 11,5 triliun) atau bertambah 375,2% pada 2024. Bahkan di AS, Citigroup memperkirakan Pop Mart bertumbuh hingga 900%.

Pop Mart bukan hanya menjual Labubu. Puluhan boneka-boneka kecil juga dijual dari Baby Molly, Crybaby, Dimoo, hingga Pucky.

Inovasi kotak misteri juga ternyata diterima baik oleh publik. Bahkan ada yang membandingkan kegembiraan membukanya dengan berjudi.

"Hal itu membuat keinginan mengoleksi barang dan terus membelinya," kata profesor bahasa Inggris Princeton University, Anne Cheng, dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (17/5/2025).

Klaim Pop Mart soal kebal tarif impor AS

Namun fenomena kejayaan Labubu nampaknya akan terdampak dengan tarif impor yang diumumkan presiden AS Donald Trump. Pop Mart merupakan perusahaan asal China, negara yang terlibat perang harga dengan AS terkait tarif tersebut.

China dan AS menerapkan tarif 145% dan 125% pada masing-masing negara setelah Trump menetapkan tarif. Namun kini kedua negara melakukan gencatan senjata dan menurunkan 30% untuk China dan AS dibebankan 10%.

Pop Mart menyatakan akan menanggung kebijakan tarif. Termasuk memastikan tidak akan ada tambahan biaya dari pembelian boneka.

"Pelanggan tidak akan diminta untuk membayar biaya bea cukai tambahan," demikian tulis Pop Mart di halaman FAQ-nya.

Namun CNN Internasional mencatat Labubu berwarna pastel dan diwarnai tie-dye mengalami kenaikan harga US$6 menjadi US$27,99.

Belum ada tanggapan soal rencana biaya tarif yang diberlakukan pemerintah.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AS - China Berdamai, Perang Tarif Berakhir?

Next Article Pemerintahan Goyah, PM Kanada Trudeau Didesak Mengundurkan Diri

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |