Pria Makassar Terjerat Konspirasi di Tetangga RI, Dituduh Ingin Kudeta

13 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pria asal Makassar tercatat terjerat konspirasi di negara tetangga Thailand. Dia dituduh terlibat dalam perancangan kudeta dan pembunuhan terhadap raja. Hanya saja, kejadian ini tak berlangsung sekarang, melainkan ratusan tahun lalu ketika negara tersebut masih bernama Siam.

Sosok pria asal Makassar tersebut adalah Daeng Mangalle. Sejarah mencatat, Daeng Mangalle merupakan salah satu bangsawan Kerajaan Gowa. Tahun 1699, dia memutuskan angkat kaki dari Makassar imbas keberhasilan VOC menundukkan Gowa. Dia tak mau tunduk kepada Belanda, sehingga memilih pergi ke daerah lain. 

Awalnya, dia pindah ke Banten. Namun, akibat Banten juga sudah menjalin hubungan dengan VOC, Daeng Mangalle pergi ke negeri asing, yakni Kerajaan Siam (kini Thailand). Dia datang bersama rombongan besar dan disambut tangan terbuka oleh penguasa Siam, Raja Phara Narai. 

Saat itu, Daeng Mangalle dikenal sebagai sosok cerdas. Penyambutan langsung oleh Raja Phara Narai rupanya didasari oleh keinginan penguasa menjadikan pria Makassar itu sebagai bendahara kerajaan. Maka, Daeng Mangalle pun diangkat sebagai bendahara kerajaan. Dalam konsep negara-bangsa modern, posisi bendahara kerajaan sama seperti menteri keuangan.

"[....] Bahkan, Daeng Mangalle diangkat menjadi bendahara (menteri keuangan) atau dalam bahasa Thai disebut "Doeja Paedi'," tulis H.D Mangemba dalam Sultan Hasanuddin, Disegani Kawan dan Lawan (2007).

Ketika menjadi bendahara kerajaan inilah, Daeng Mangalle dituduh terlibat konspirasi tak berdasar. Dia dituduh oleh Raja Phara Narai terlibat konspirasi yang disusun orang Melayu, Campa, dan Islam. Raja menuduh seluruh pihak, termasuk Daeng Mangalle, ingin melakukan kudeta, membunuh raja, mengubah agama raja pengganti, hingga menjarah istana kerajaan. 

Semua tuduhan itu jelas dibantah oleh Daeng Mangalle. Dia menyebut orang yang setia dan bukan tukang adu domba.

"Sebagai Pangeran Makassar, dia tidak mungkin bertindak sebagai pengadu tapi lebih suka bertempur dengan teman-teman setanahairnya, terbunuh secara terhormat dan membawa mati rahasia yang boleh jadi dia tahu mengenai komplotan itu," ungkap sejarawan Bernard Dorléan dalam Orang Indonesia & Orang Prancis, dari Abad XVI sampai dengan Abad XX (2006).

Akan tetapi, bantahan itu tak dipedulikan oleh Raja Siam. Raja tetap mempertahankan tuduhan hingga menekan Daeng Mangalle, orang Melayu, Campa, dan kelompok Islam agar segera mengakui kesalahannya. Tekanan ini kemudian membuat banyak orang Melayu, Campa dan Islam mengakui kesalahan dan memohon ampunan kepada raja. 

Satu-satunya orang yang tak mengikuti hal serupa adalah Daeng Mangalle. Alasannya dia merasa tak bersalah sebab tidak terlibat konspirasi sedari awal. Lagi-lagi, raja tak peduli dan mempersempit ruang gerak Pangeran Makassar itu sebagai hukuman. 

Raja kemudian meminta tentara mengepung permukiman orang Makassar di Ayuthia. Pengepungan ini kemudian membuat orang-orang Makassar melawan hingga berakhir pertumpahan darah.

Setelah kejadian ini, Raja Siam kembali melakukan pengepungan. Kali ini lebih dahsyat sebab pasukan militer juga menyerang duluan. Alhasil, pertempuran pun tak bisa dihindari. Daeng Mangalle dan orang-orang Makassar sukses membunuh tentara menggunakan tombak dan keris.

Namun, akibat kalah jumlah dan persenjataan, orang-orang Makassar sukses dikalahkan pasukan Siam. Begitu juga Daeng Mangalle yang berhasil dibunuh oleh orang Siam pada sekitar 1686.

Sejarawan Bernard Dorléan dalam Orang Indonesia & Orang Prancis, dari Abad XVI sampai dengan Abad XX (2006) menyebut, Daeng Mangalle seharusnya bisa selamat jika ikut-ikutan mengakui kesalahan. Namun, akibat tak merasa terlibat dan ingin mempertahankan harga diri, dia lebih memilih angkat senjata, meskipun berakhir tragis.

Selain Daeng Mangalle, ada ribuan orang Makassar lain yang tewas. Sementara orang Makassar yang masih hidup, yakni mayoritas anak-anak dan perempuan, dijual sebagai budak.  

"Peristiwa dramatis itu membuat penduduk terpana dan kagum akan perlawanan gagah berani yang diberikan masyarakat kecil asal Makassar terhadap ribuan prajurit Siam," ungkap Bernard Dorlean. 


(mfa/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |