Jakarta, CNBC Indonesia - Risiko gempa megathrust menjadi perhatian komunitas ilmiah global. Pemahaman tentang pergerakan kerak bumi, tanda-tanda awal sebelum gempa besar, serta upaya mitigasi bencana.
Prof. Kosuke Heki dari Hokkaido University sebagai Visiting Researcher di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN memberikan insight mengenai "Nankai Trough Earthquake in Southwest Japan: What can we learn to mitigate disasters in Indonesia?." Menurutnya, gempa besar di zona Nankai Trough di Jepang bukan sekadar ancaman lokal, namun juga sumber pembelajaran global bagi negara rawan megathrust seperti Indonesia. Ia menjelaskan dasar mengenai siklus megathrust.
"Kami memahami bahwa gempa bumi berkekuatan 8 terjadi dalam interval yang jauh lebih pendek sekitar 50 hingga 100 tahun. Jadi, ini adalah pandangan klasik kami sebelum gempa bumi," jelas Heki dalam keterangannya dikutip dari website BRIN, Minggu (14/12/2025).
Menurut Heki, potensi gempa besar tetap menjadi perhatian serius, meskipun waktu pastinya sulit diprediksi. Ia menekankan pentingnya pengamatan deformasi jangka panjang melalui Global Navigation Satellite System (GNSS) dan pengukuran dasar laut.
"Kemudian kita dapat melihat bahwa kopling antar-seismik yang saling mengunci terjadi hampir di sumbu palung. Jadi, bahkan di bagian batas besar yang sangat dangkal, terdapat regangan yang terakumulasi untuk gempa berikutnya," tuturnya.
Heki juga menjelaskan, slow slip event (SSE) atau preslip, meskipun gerakannya kecil, dapat menjadi indikator penting sebelum terjadinya gempa besar. "Fenomena ini telah diamati berulang di Nankai Trough dan bagian lain Jepang. Salah satu peristiwa pergeseran lambat ini mungkin memicu gempa palung Nankai berikutnya," katanya.
Foto: Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)
Titik lokasi pusat megathrust. (Dok. Google Maps)
Penjelasan ini sangat relevan bagi Indonesia, yang memiliki zona subduksi aktif seperti Mentawai, Jawa, Bali, Lombok, hingga Maluku. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan jaringan GNSS guna mendeteksi deformasi jangka panjang dan preslip sebelum gempa.
"Saat ini saya sedang mengerjakan masalah ini di Indonesia," ucap Heki
Dengan kombinasi data GNSS di darat dan teknologi geodesi dasar laut, Heki menekankan bahwa Indonesia dapat mulai memetakan akumulasi tegangan yang berpotensi memicu gempa besar di masa depan.
Sebagai catatan, para ahli akhirnya memetakan 14 zona megathrust baru yang ada di Indonesia. Data tersebut terdapat dalam laporan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2024.
Jumlah ini berubah dari 13 megathrust dari peta yang diluncurkan 2017. Di Pulau Jawa sendiri, ada 3 megathrust yaitu Megathrust Jawa berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,1, Megathrust Jawa bagian barat berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9, dan Megathrust Jawa bagian timur berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
Berikut ini 14 zona megathrust merujuk Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2024:
- Zona Megathrust Aceh-Andaman berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,2.
- Zona Megathrust Nias-Simelue berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,7.
- Zona Megathrust Batu berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 7,8.
- Zona Megathrust Mentawai-Siberut berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
- Zona Megathrust Mentawai-Pagai berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
- Zona Megathrust Enggano berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
- Zona Megathrust Jawa berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,1.
- Zona Megathrust Jawa bagian barat berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
- Zona Megathrust Jawa bagian timur berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
- Zona Megathrust Sumba berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
- Zona Megathrust Sulawesi Utara berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,5.
- Zona Megathrust Palung Cotobato berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,3.
- Zona Megathrust Filipina Selatan berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,2.
- Zona Megathrust Filipina Tengah berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,1
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]

8 hours ago
5

















































