12 Driver Ojol Tewas, Kerja 18 Jam Sehari Sampai Kelaparan

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi ribuan pengemudi ojek dan taksi online yang turun ke jalan di Jakarta dan 17 kota lainnya, Selasa (20/5/2025), menjadi alarm keras bagi pemerintah.

Serikat Pengemudi Online Indonesia (SPOI) menyebut sedikitnya 12 pengemudi online telah meninggal dunia akibat kelelahan kerja ekstrem, dengan jam kerja mencapai 18 jam per hari.

"Taksi online terutama hampir 12 orang kita tewas karena kelelahan, kami nyari duit 300 ribu itu harus bekerja di taksi online selama 18 jam, teman-teman ojek online bulan Agustus tahun 2024," ujar Mahmud Fly, Ketua Umum SPOI di sela aksi di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.

Lebih miris lagi, Mahmud menceritakan salah satu kasus di Medan, seorang pengemudi ojol dilaporkan meninggal dunia karena kelaparan saat menunggu pesanan makanan.

"Teman kami di Medan, mati kelaparan saat menunggu food. Sedang menunggu orderan food. Bayangin, kita beli makanan orang, tapi kita kelaparan sampai meninggal. Karena pemerintah tidak memerhatikan," kata dia.

Ia menyebut selama 10 tahun pengemudi online berdiri di Indonesia, pemerintah tutup mata. Para driver, kata dia, hanya menjadi sebuah dagangan politik, dagangan elit-elit pemerintahan.

Mahmud juga menyinggung dua aplikator besar yang disebut menolak hadir saat diundang DPR untuk berdiskusi soal nasib para driver.

"Kami kemarin di DPR, itu diundang berapa kali dengan DPR, aplikator nggak datang. Dua aplikator besar. Kami minta dari masing-masing perwakilan komunitas dan serikat minta. Suspend dong. Ini negara yang manggil. Dia nggak datang berarti nggak menghargai negara," pungkasnya.

(fab/fab)

Next Article Demo Besar-besaran Ojol 17 Februari 2025, Ini Tuntutan Driver