Asing Banjiri IHSG Dana Rp5 Triliun, Siap Pesta Lagi?

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mendapatkan flow asing setelah berbulan-bulan mencetak net sell.Hal ini membawa IHSG terbang ke atas 7100. 

Sepekan lalu selama tiga hari beruntun, asing mencatatkan net buy. Kalau ditotal mencapai Rp5 triliun.

Paling besar terjadi pada 14 Mei nyaris mencapai Rp2,9 triliun. Menandai inflow terbesar sejak Mei 2022 atau sekitar tiga tahun lalu.

Net buy asing yang terjadi sudah mulai stabil setelah asing keluar lebih dari Rp50 triliun sejak awal tahun.

Dana asing masuk ke pasar saham Indonesia seiring dengan valuasi yang masih murah. Merujuk data MSCI Indonesia per 16 Mei, valuasinya masih di hargai di P/E 10,3 kali, ini posisi nya di -2 standar deviasi, alias diskon 38% dari harga wajar atau rata-rata P/E selama 10 tahun di level 14 kali.

Meski begitu, ada beberapa hal yang menjadi perhatian pasar pekan ini dan potensi meningkatkan volatilitas.

Dari ekternal, lembaga pemeringkat utang, Moody's Investors Service resmi menurunkan peringkat kredit pemerintah Amerika Serikat dari AAA menjadi AA1 pada Jumat (17/5/2025) waktu AS.

Penurunan ini menandai berakhirnya status "triple-A" dari Moody's, yang sebelumnya masih bertahan dibanding dua lembaga lainnya, Standard & Poor's dan Fitch Ratings.

Moody's menilai lonjakan beban utang dan meningkatnya biaya bunga sebagai penyebab utama koreksi peringkat.

Penurunan peringkat surat utang AS akan membuat pasar lebih fluktuatif. Namun, di sisi lain ini bisa memicu relokasi dana dari AS ke pasar emerging market, termasuk Indonesia.

Selain itu, dari dalam negeri akan ada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Mei 2025 yang berlangsung pada Selasa dan Rabu pekan ini (20-21/5/2025). Salah satu yang paling ditunggu-tunggu pelaku pasar adalah soal keputusan suku bunga acuan.

Pelaku pasar menunggu apakah BI akan memangkas suku bunga di tengah melambatnya perekonomian Indonesia.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,87% (year on year/yoy) pada kuartal I-2025, terendah sejak kuartal III-2021 saat era pandemi Covid-19.

Pelaku pasar saat ini masih melihat BI menahan suku bunag di leve 5,75%. Namun, ada potensi pemangkasan jika melihat kebutuhan untuk mendongkrak pertumbuhan.

Ppada April lalu, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 5,75%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Keputusan ini mencerminkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas harga agar tetap berada dalam rentang target inflasi 2,5% ±1% untuk tahun 2025 dan 2026, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |