Menteri BUMN Erick Thohir Paparkan Ketergantungan RI Kepada AS

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku pihaknya juga menyoroti perang tarif yang diusung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sejumlah produk Indonesia masih memiliki ketergantungan dari negara Paman Sam tersebut.

"Karena memang kalau kita lihat beberapa ekosistem yang ada di dalam negeri sendiri masih punya ketergantungan dengan beberapa pihak, terutama dari Amerika," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI Jakarta, Selasa (20/5).

Erick memaparkan, ekosistem industri yang masih bergantung dengan AS di antaranya, industri penerbangan. Bukan hanya Indonesia, namun negara-negara lain juga mengandalkan produk pesawat asal AS.

"Untuk pesawat terbang, memang di dunia ini kan hari ini masih ada hanya dua pemain, yaitu Airbus dan Boeing," sebutnya.

Selanjutnya, di sektor energi Indonesia seperti LPG (Liquefied Petroleum Gas) kuga masih mengandalkan impor dari AS. "Lalu kalau kita lihat kebutuhan LPG kita juga masih banyak juga dari Amerika, hampir 70%," imbuhnya.

Selain itu, pada ekosistem teknologi seperti perangkat lunak atau software juga masih mengandalkan produk dari Amerika. "Saya rasa Amerika juga masih menempati untuk software sebagai Microsoft dan lain-lain, itu kita masih bergantung," ungkapnya.

Namun, kata Erick, terlepas dari ketergantungan RI terhadap produk-produk buatan AS, Amerika juga mengajukan sejumlah tawaran yang dapat dijadikan bahan negosiasi dalam kerja sama perdagangan antar kedua belah pihak. "Memang saat ini mereka sudah mengajukan enam poin, sebutnya.

AS meminta perlakuan yang sama dengan investor dalam negeri dalam hal investasi Amerika Serikat di sektor mineral.

"Saya rasa ini kita sudah membuka sebenarnya dengan beberapa investasi yang ada di perusahaan Vale, di situ kita ada investasi dari Ford Motor, ada investasi juga dari Volkswagen, tetapi yang di Antam kemarin memang masih investasi dari negara China salah satunya," tuturnya.

Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa kebijakan yang diminta oleh Bapak Presiden terkait kontinuitas untuk hilirisasi tetap ada di dalam negeri.

"Ini yang kita jaga, hilirisasi ada di dalam negeri sehingga produksi baterai itu bisa tetap ada di dalam negeri," pungkasnya.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dinamika Pasar Modal RI di Tengah Ketidakpastian Global

Next Article Erick Minta Garuda Cs Bikin Road Map 6 Bulan,Termasuk Rencana Merger

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |