Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terpantau terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah meredanya ketegangan antara AS dengan China.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (14/5/2025) dibuka pada posisi Rp16.520/US$ atau melemah 0,06%. Namun ketika delapan menit sejak perdagangan dibuka, rupiah terpantau terkoreksi 0,36% ke angka Rp16.570/US$.
Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami turun tipis sebesar 0,09% ke angka 100,91 pada pukul 08:56 WIB. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (13/5/2025) yang berada pada posisi 101.
Pelaku pasar hari ini akan merespon soal perang dagang berkepanjangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang akhirnya sedikit mereda setelah kedua negara sepakat memangkas tarif impor secara signifikan. Kesepakatan ini mengejutkan banyak pihak karena hasilnya lebih baik dari perkiraan.
Dalam kesepakatan yang dibuat pada Senin (12/5), tarif AS terhadap produk China dipangkas dari 145% menjadi 30%, dan tarif China terhadap produk AS turun dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan.
Meredanya perang dagang ini akan menjadi sentimen penggerak utama karena ketidakpastian dan kekhawatiran pasar selama ini akan berkurang. Dengan meredanya perang dagang maka ekonomi China, dunia, dan Indonesia bisa bergerak lebih baik.
Kekhawatiran soal arus dana asing keluar juga mereda dan sebaliknya dana asing diharapkan segera masuk.
Mega Capital Sekuritas (MCS), mengungkapkan potensi rupiah yang cenderung bergerak stabil di rentang Rp16.500-16.600/US$ pada hari ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Menguat, Tembus Rp16.600-an per Dolar AS
Next Article Breaking! Rupiah Ambruk 1%, Dolar Tembus Rp16.260