FOTO : Pak Herman saat menerima kue ulang tahun dari cucunya Juna [ ist ]
Tim liputan – radarkalbar.com
SANGGAU – Matahari siang, pada Kamis (11/12/2025) merayap tepat di atas kepala, ketika langkah para jurnalis mulai memasuki Rumah Makan Kedai Juna yang terletak pada bilangan Aronk Belopa, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Sanggau, Kalbar.
Jam menunjukkan sekitar pukul 12.00 WIB, namun suasana yang biasanya riuh dengan aroma masakan justru dipenuhi percakapan hangat para pewarta dari berbagai media.
Para jurnalis datang bukan untuk konferensi pers atau liputan, melainkan memenuhi undangan dari Hery Jabu sang pemilik Kedai Juna yang juga rekan seprofesi mereka.
Di meja panjang yang disiapkan, tampak beberapa figur organisasi pers turut hadir. Ketua Persatuan Wartawan Sanggau (Pewarsa) Abang Indra, Ketua Aliansi Jurnalis Sanggau (AJS) H. Darmansyah Dalimunthe atau yang akrab dipanggil H. Ucok, Ketua PPWI Sutrisno.
Bahkan, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalbar, Muhammad Khusyairi juga turut hadir.
Semuanya larut dalam obrolan ringan ada yang sambil menyantap nasi yang diambil masing-masing dari meja hidangan.
Tak lama berselang sembari melemparkan sapaan hangat, seorang pria yang rambut sedikit beruban mengenakan kemeja kotak-kotak, dengan senyum menenangkan turun dari sepeda motornya dan memasuki ruangan Kedai Juna tersebut.
Sosok itu tak lain adalah Drs. Hermansyah, nama yang tak asing di dunia jurnalistik Sanggau.
Kehadirannya sontak membuat sejumlah jurnalis bangkit dari kursi, menyalami, menyapa, dan mengajak bercengkerama.
Pak Herman, begitu ia disapa, duduk merapat dengan tawa kecil yang khas, tanda ia menikmati suasana kebersamaan itu.

Namun momen paling mengejutkan muncul beberapa menit kemudian. Dari arah dapur, seorang anak kecil cucunya sendiri bernama Juna mengenakan kaos T-shirt merah berjalan pelan sambil membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin menyala di atasnya.
Semua mata sontak terpaku. Ada yang tersenyum, ada yang langsung menyiapkan kamera ponsel.
“Wah… ternyata ulang tahun, Pak,” celetuk Abang Indra.
Dalam hitungan detik, ruangan yang semula riuh berubah menjadi meriah. Para jurnalis berdiri satu per satu, menyanyikan lagu ulang tahun dengan lantang dan penuh kehangatan.
Pria ini terlihat sedikit tersipu, namun kebahagiaan di wajahnya tak bisa disembunyikan. Suasana Kedai Juna mendadak cair bukan hanya karena kejutan itu, melainkan karena hubungan batin antara para jurnalis yang sudah bertahun-tahun saling berbagi ruang liputan, suka duka, dan tentu saja cerita-cerita panjang di balik profesi mereka.
“Selamat ulang tahun Pak, semoga panjang umur,” ujar para wartawan sembari menyalami secara bergantian.
Drs. Hermansyah bukanlah nama baru di Sanggau. Meski karier formalnya pernah membawanya hingga posisi ASN eselon III, kecintaannya pada dunia tulis-menulis tak pernah memudar.
Di masa sebelum digital merajai dunia berita, ia dikenal aktif membina sejumlah media cetak lokal, mengarahkan, mengoreksi, sekaligus mendorong para penulis muda untuk terus berkarya.
Kini, meski sudah memasuki masa pensiun, kebiasaannya menulis tetap hidup. Ia masih rutin mengisi kolom di salah satu portal berita online, menjadikan aktivitas jurnalistik sebagai cara melepas rindu pada dunia yang pernah begitu menyibukkannya.
Di kalangan wartawan Kalbar, namanya bukan sekadar dikenal, ia dihormati. Pengalamannya yang panjang membuatnya dipercaya sebagai salah satu penasihat di kepengurusan PWI Kalbar.
Banyak wartawan muda yang menjadikannya tempat bertanya, tempat menimba kisah, sekaligus tempat memahami etika dan ruh jurnalistik yang sesungguhnya.
Pada usia 71 tahun, Pak Herman bukan hanya menua dalam angka, tetapi matang dalam perjalanan. Kehadirannya di tengah para jurnalis siang itu terasa seperti pertemuan tiga generasi, mereka yang baru meniti karier, yang sedang berkecimpung penuh energi, dan dirinya sosok yang menjadi jembatan pengalaman.
Sejatinya, di meja panjang Kedai Juna, tawa bercampur haru, kue sederhana berubah menjadi simbol kebersamaan, dan perayaan kecil itu menjadi pengingat, profesi jurnalis bukan hanya soal berita, tetapi juga soal keluarga yang tumbuh dari perjumpaan, dari kisah-kisah yang dibagi dalam ruang yang sama.
Selamat ulang tahun ke-71, Pak Herman. Semoga pena Anda tetap menari. Setidaknya di hati para jurnalis yang Anda inspirasikan.

2 days ago
10

















































